Peringatan Tsunami Aceh, Ahad (26/12)
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH- Gubernur Aceh , Irwandi Yusuf menyebutkan sedikitnya lima pelajaran berharga yang bisa dipetik dari peristiwa tsunami yang melanda sebagian besar wilayah pesisir di Provinsi Aceh, pada 26 Desember 2004
Hal itu disampaikan gubernur disela-sela peringatan mengenang enam tahun tsunami di komplek Pelabuhan Ulee Lhue, Kota Banda Aceh, Ahad (26/12).
Gempa berkekuatan 8,9 pada Skala Richter (SR) yang disertai tsunami mengakibatkan korban hilang dan meninggal dunia sekitar 200 ribu penduduk di provinsi itu pada 26 Desember 2004.
Pelajaran pertama, kata Irwandi, bagaimana membangun solidaritas dan kebersamaan untuk bangkit dari keterpurukan sebagai dampak dari bencana alam tersebut. Kedua, dalam keadaan krisis dan darurat, semua pihak harus bertindak cepat serta tepat, dan menjalankan manajemen krisis.
Ketiga, lanjut Gubernur , yakni bagaimana bersikap baik, terbuka terhadap semua bantuan dari mana pun, baik dalam maupun dari luar negeri untuk sebuah aksi kemanusiaan penyelamatan (kemanusiaan).
Pelajaran keempat, kata Irwandi, setelah itu dilaksanakan prioritas menyelamatkan lebih banyak lagi nyawa, dilanjutkan dengan memberikan pembekalan ulang, suplai kebutuhan pokok, kesehatan dan aksi-aksi tanggap darurat lainnya.
Kelima, adalah faktor kepemimpinan dan peran para pemimpin untuk terjun langsung ke lapangan. Dengan kehadiran pemimpin dilapangan maka keputusan, arahan dan tindakan yang dijalankan akan tepat karena sesuai dengan situasi objektif yang ada di daerah bencana.
"Alhamdulillah, pembelajaran itu sudah berjalan dengan baik di Aceh. Rakyat Aceh telah menunjukkan bagaimana bersikap baik terhadap bantuan yang datang," kata Gubernur Irwandi Yusuf.
Hal itu disampaikan gubernur disela-sela peringatan mengenang enam tahun tsunami di komplek Pelabuhan Ulee Lhue, Kota Banda Aceh, Ahad (26/12).
Gempa berkekuatan 8,9 pada Skala Richter (SR) yang disertai tsunami mengakibatkan korban hilang dan meninggal dunia sekitar 200 ribu penduduk di provinsi itu pada 26 Desember 2004.
Pelajaran pertama, kata Irwandi, bagaimana membangun solidaritas dan kebersamaan untuk bangkit dari keterpurukan sebagai dampak dari bencana alam tersebut. Kedua, dalam keadaan krisis dan darurat, semua pihak harus bertindak cepat serta tepat, dan menjalankan manajemen krisis.
Ketiga, lanjut Gubernur , yakni bagaimana bersikap baik, terbuka terhadap semua bantuan dari mana pun, baik dalam maupun dari luar negeri untuk sebuah aksi kemanusiaan penyelamatan (kemanusiaan).
Pelajaran keempat, kata Irwandi, setelah itu dilaksanakan prioritas menyelamatkan lebih banyak lagi nyawa, dilanjutkan dengan memberikan pembekalan ulang, suplai kebutuhan pokok, kesehatan dan aksi-aksi tanggap darurat lainnya.
Kelima, adalah faktor kepemimpinan dan peran para pemimpin untuk terjun langsung ke lapangan. Dengan kehadiran pemimpin dilapangan maka keputusan, arahan dan tindakan yang dijalankan akan tepat karena sesuai dengan situasi objektif yang ada di daerah bencana.
"Alhamdulillah, pembelajaran itu sudah berjalan dengan baik di Aceh. Rakyat Aceh telah menunjukkan bagaimana bersikap baik terhadap bantuan yang datang," kata Gubernur Irwandi Yusuf.
No comments:
Post a Comment